Kaulinan Barudak dan Karakter Positif Anak

Dewasa ini anak-anak lebih akrab dengan permainan atau games yang bersifat digital dan elektronik sebagai media bermainnya. Sementara permainan yang bersifat tradisional sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan. Padahal, dalam beberapa penelitian yang dilakukan, games digital memiliki dampak negatif yang cukup mengkhawatirkan. Di antara dampak itu adalah peningkatan intensitas perilaku buruk yang dilakukan anak-anak seperti kekerasan, pornografi, kemunduran konsentrasi, dan lain-lain. Berbeda dengan permainan tradisional, yang memiliki keunggulan baik berupa naturalitas maupun pemaknaannya. Sisi naturalitas permainan tradisional mendekatkan anak-anak dengan alam sekitarnya. Peralatan yang digunakan tidak jauh dari bahan-bahan sederhana yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Batu, dedaunan, kayu, bamboo, bahkan sekadar tangan dan kaki dapat leluasa dijadikan alat dan bahan permainan. Dengan demikian, permainan tradisional adalah permainan yang sangat murah. Dilihat dari sisi pemaknaan, permainan tradisional bukanlah sebentuk kegiatan yang asal-asalan. Permainan tradisional lahir melalui proses yang sangat panjang, dan merupakan buah dari kearifan lokal budaya daerah. Permainan tradisional mengemban misi pendidikan, khususnya pendidikan karakter yang teramat kuat dan memiliki landasan yang kokoh. Ketika anak-anak memainkan permainan tradisional, tanpa sadar mereka dibentuk karakternya ke arah nilai-nilai positif. Untuk itu aplikasi permainan tradisional dalam kurikulum pembelajaran di sekolah sangat diperlukan untuk membentuk pendidikan karakter anak-anak kita. Selanjutnya harus dipikirkan bagaimana aplikasi ini dapat efektif melahirkan nilai-nilai positif termasuk kreativitas dalam diri anak. Nah, di PicuPacu akan banyak diperkenalkan jenis-jenis permainan tradisional. Misalnya, congklak, engklek, egrang, keletek, dan lain-lain. Jadi, yuk ah urang ameng!

Posted in: preschool