Pada umumnya anak-anak belajar sepeda (khususnya sepeda beroda dua) ketika mulai menginjak usia agak besar, saat usia sekolah dasar. Itu pun langsung belajar menggunakan sepeda dewasa atau sepeda untuk ukuran anak-anak usia besar seperti sepeda onthel, BMX, sepeda mini, dll.
Pada usia kecil, usia taman kanak-kanak, ketika mereka pertama kali belajar bersepeda kebanyakan menggunakan sepeda roda tiga. Beberapa menggunakan sepeda roda dua tetapi dengan tambahan roda lagi sebagai pengaman dan penyeimbang di bagian belakang.
Anak-anak yang belajar pertama kali bersepeda dan menggunakan roda bantu penyeimbang pada sepeda roda duanya ini justru akan kesulitan belajar keseimbangan. Mengapa? Karena selalu dibantu oleh dua roda penyangga, pada akhirnya anak akan hanya belajar cara mengayuh (pedalling) dan belajar bagaimana mengendalikan setang sepeda (steering). Hal tersebut berbeda ketika seorang anak usia dini, berusia 2-3 tahun, mulai diperkenalkan dan belajar sepeda roda dua tanpa roda penyangga, bahkan tanpa pedal. Sepeda jenis ini sebenarnya sudah lama dijadikan media belajar bersepeda usia dini di negara-negara maju seperti Eropa, Amerika, Jepang, Inggris, Korea, dll.
Banyak sebutan untuk sepeda roda dua pedal ini, seperti: balance bike, training bike, run bike, baby bike, trainer wheels, push bike, dll. Bahan yang digunakan oleh jenis sepeda dengan target anak 2-5 tahun ini ada yang menggunakan kayu, alumunium, bahkan plastik, dan telah diproduksi massal serta mudah didapat di negara-negara tadi.
Sejarah ditemukannya sepeda keseimbangan (balance bike) yaitu pada tahun 1817 oleh seorang bernama Karl Drais. Saat itu sepeda roda dua tanpa pedal dinamakan laufmaschine (running machine). yang pada kemudian hari dinamakan velocipede, drainsenme, dan pada akhirnya menggunakan sebutan pendek, yaitu dandy horse. Sepeda jenis ini disebut-sebut sebagai cikal bakal sepeda masa kini dan sepeda motor.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, anak-anak akan mengalami proses ketergantungan, kurang berani, kurang mandiri, atau ada rasa takut saat menggunakan roda penyangga. Proses belajar bersepeda pun menjadi lebih lambat. Berbeda bila anak-anak sejak usia dini sudah diperkenalkan dan belajar keseimbangan melalui media bersepeda yang dijalankan dengan cara mendorong dengan kedua kakinya yang berfungsi sebagai alat kontrol keseimbangan. Begitu keseimbangan didapat, biasanya anak-anak langsung mengangkat kakinya secara otomatis.
Manfaat :
Beberapa manfaat yang bisa didapat anak-anak melalui sepeda keseimbangan (balance bike) ini yaitu, pertama anak-anak akan belajar keseimbangan motorik yang pada akhirnya memicu dan memacu perkembangan motorik lainnya juga terus meningkat dan berkembang.
Kedua, anak-anak yang bersepeda tanpa roda dua penyangga atau bantuan akan terasah konsentrasinya (fokus) akibat dari koordinasi mata, tangan, kaki, dan badan. Penelitian tentang hal itu telah dilakukan oleh seorang peneliti dari Universitas Aarhus Denmark bernama Niels Egelund yang menyebutkan anak yang bersepeda atau berjalan kaki ke sekolah memiliki tingkat konsentrasi yang lebih tinggi daripada yang tidak.
Ketiga, anak-anak sejak dini dipicu dan dipacu terlatih untuk menghadapi tantangan. Ketika bersepeda, selain harus mengatur koordinasi mata, tangan, kaki, badan, juga harus berhadapan atau melewati jalan yang terkadang ada belok kanan. belok kiri, naik, turun, bergelombang, berkerikil, suara-suara, warna-warna, serta bentuk-bentuk di tepi jalan, dll.
Keempat, merujuk pada poin ketiga, anak-anak yang mengendarai sepeda keseimbangan roda dua tanpa pedal (balance bike) cenderung mempunyai keseimbangan tak sekadar pada motoriknya tetapi keseimbangan pada kedua belah otaknya (otak kanan dan otak kiri). Hal ini terjadi karena adanya sinergi dari seluruh aspek indra anak, koordinasi total. Tak sekadar sisi fisik-motoriknya, tetapi juga koordinasi otak, keingintahuan anak, fantasi, dan dunia bermain serta kreatifitasnya terintregasi sekaligus pada aktivitas bersepeda tersebut.
Terakhir, anak-anak akan terlatih kemandiriannya yang sangat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat tentang partisipasi sederhana dalam hemat energi dan berwawasan lingkungan.
Tentunya, selain anak-anak mendapat haknya untuk belajar keseimbangan melalui aktivitas bersepeda roda dua tanpa pedal, sebagai orangtua tidak boleh lupa bahwa mereka masih anak-anak yang masih dalam tahap berkembang dan tumbuh. Sangatlah penting bagi kita untuk membiasakan mereka belajar mematuhi aturan dan prosedur keamanan bersepeda seperti melengkapi anak-anak kita dengan helm, kaus tangan, rompi terang, dll.
Untuk keperluan-keperluan khusus, kelengkapan seperti pelindung lutut dan siku juga bisa digunakan. Mari ajak anak-anak kita diusia dini untuk belajar bersepeda roda dua tanpa pedal (balance bike) dan dapatkan manfaat besarnya. Salam sepeda! (Andi Yudha Asfandiyar, pesepeda, penggerak kreativitas dan praktisi pendidikan anak).
0 comments:
Post a Comment