Wednesday, 15 July 2009

celetuk ala picupacu

“Ketika Bermain, kami tidak main-main.
Lebih-lebih ketika serius”__________Mio

Tanya :
Assalaamu’alaikum…. Kak Andi Yudha, anak saya Ilma berumur 4 tahun bertanya kepada saya “Mama, Papa kenapa sih di langit ada kelinci, ada bantal, ada cangkir ?” Kami sebagai orang tua kebingungan menjawab pertanyaan kreatif seperti ini, takut salah. Mohon bantuannya Kak. Terima kasih.
Ivan & Dini, Blimbing, Malang.

Kak Andi Menjawab ,
Wa’alaikum salam, betapa kita harus bersyukur anak-anak kita kreatif… dan pertanyaannya tampak mudah…. Jawabannya yang susah….
Kita nggak perlu takut salah, meski dalam menjawabnya juga jangan asal-asalan. Ilma bertanya penuh kesungguhan karena dia pernah melihat awan dalam bentuk kelinci, bantal dan cangkir di langit.
Anak usia ini masih total dalam melihat segala sesuatu. Nah, kita sebagai orang tuanya, harus masuk ke cara lihat total ilma, masuk ke imajinasinya, misalnya dengan berkata “Iya ya, ada kelinci, bantal, cangkir ya… eh Ilma, waktu itu malah Papa lihat ada kereta api, terus itu ada kuda…. Lucu yah”.
Gitu mas Ivan & Mbak Dini.


Tanya :
Saya Vivin, putera saya 2 orang, yang pertama kelas 6 SD dan yang kedua masih umur 4 tahun, TK-A. Bagaimana ya Kak agar suka membaca buku, karena mereka sehari-hari hobinya itu nonton TV melulu? Thanx…
Vivin, Jakarta

Kak Andi Menjawab
Bu Vivin, memang TV punya daya “sihir” yang kuat pada anak-anak. Padahal sebenarnya anak-anak itu suka bereksplorasi dengan berbagai media, tak hanya TV yang alur komunikasinya searah, membuat indra-indra anak-anak kurang berkembang. Ibu perlu “tega” untuk membuat jadwal nonton mereka, dan mencontohkan untuk berkatifitas. Membaca di rumah sambil saling berbagi cerita. Sering-sering ajak anak kita ke toko buku, pameran buku dst. Pada intinya contoh dan pembiasaan akan mengubah kebiasaan anak-anak kita.


Tanya :
Kak Andi, banyak orang bilang, bahwa seorang guru itu harus tegas, berwibawa, namun santun. Saya sebagai guru SMP swasta favorit di semarang, merasa kadang-kadang kesal dengan murid-murid saya yang ketika di lingkungan sekolah tidak langsung menyapa dahulu ketika bertemu saya. Kan aturannya sebagai murid yang baik menyapa dahulu ketika bertemu seorang guru, apalagi itu di lingkungan sekolah. Bagaimana menurut Kak Andi. Terima Kasih.
Hermawan


Kak Andi Menjawab
Mas Hermawan…, mas guru yang baik…
Sebenarnya anak-anak tidak langsung menyapa itu kadang-kadang mereka agak sungkan atau segan, malah bahkan ada yang takut. Sebaiknya proses-proses komunikasi guru-murid sekarang diubah atau dibalik, yaitu guru menyapa lebih dahulu mereka, lebih-lebih ketika mereka lagi bergerombol, kita sapa, berhenti sebentar, mendoakan mereka dll. Hal seperti barusan akan semakin mengokohkan silaturahmi guru-murid selain kewibawaan sedikit pun tidak berkurang, bahkan lebih.

0 comments: