Anak itu bagaikan sebutir batu permata yang belum digosok. Orangtuanyalah yang bertugas menggosok dan mebuatnya menjadi berlian indah, orangtuanyalah yang akan membentuk watak mulia atau tidaknya putera-puterinya.
Orang-orang yang menyarankan bahwa anak-anak yang harus beradaptasi dengan gaya guru mereka berarti mengabaikan gaya biologis yang alami.
--------------------Dr. R. Dunn----------------------
Cara yang seragam dalam mengajar dan menguji, jelas tidak memuaskan karena setiap orang itu sangat berbeda.
--------------------Howard Gardner-----------------
Jangan batasi anak-anak anda dengan cara belajar anda sendiri, karena mereka dilakukan pada masa yang berbeda.
--------------------Pepatah lama---------------------
“Tidak dapat berbicara tidak sama dengan tidak punya sesuatu untuk dikatakan”
“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah dalam hidupnya dan juga mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang”
“Orangtua beranggapan bahwa jika pengalaman buruk semasa kanak-kanak dapat menimpa mereka, maka hal serupa dapat terjadi pada anak-anak mereka. Menurut Carl Jung, ini merupakan ketakutan orangtua terhadap bayangan mereka sendiri”
- Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan karakter/watak seseorang ialah lingkungan (lingkungan fisik, lingkungan sosial dan kata hati/inner speech).
• Lingkungan fisik dan sosial membentuk persepsi.
• Kata hati merupakan hal-hal yang bisa katakan pada diri kita sendiri.
• Kata hati berperan menentukan tindak tanduk individu.
• Kata hati terbentuk melalui pengalaman dan pembelajaran masa lalu (Total Past Learning History) dan menentukan persepsi mengenai suatu perkara.
• Kata hati punya peran besar di dalam proses membedakan antara hal baik dan buruk.
- Persepsi setiap individu itu berbeda karena ia dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik, sosial dan kata hati) dan pembelajaran masa lalu.
- Orangtua perlu memastikan bahwa Pembelajaran Masa Lalu (Total Past Learning History) anak-anak adalah positif:
1. Peningkatan karakter/kepribadian seorang anak tergantung kepada jenis pembinaan dan pembiasaan yang mereka terima.
2. Setiap contoh apakah positif atau negatif, akan tertanam kuat di benak mereka sebagai pembelajaran masa lalu.
3. Pembelajaran masa lalu akan menentukan kepribadian, pemikiran, kata-kata, dan segalanya tentang apa dan siapa kita.
4. Tujuan kita adalah memastikan hanya pembelajaran masa lalu yang positif yang tertanam pada anak kita.
“Semua pengalaman masa usia dini menegaskan kunci penting dalam membangun fondasi dan semua kemampuan otak” (Schore, 1997; Perry, 1994).
- Beberapa contoh kepribadian ositif:
- Sayang pada sesama manusaia.
- Hormat-menghormati
- Tak menyakiti hewan/tumbuhan
- Sopan santun
- Disiplin
- Suka berterima kasih
- Mohon maaf bila bersalah
- Tidak pelit dll:
- Jenis input yang perlu kita berikan untuk membentuk Pembelajaran Masa Lalu yang positif
1. Dengan memberi pujian kepada anak kita setiap hal positif yang dilakukannya.
2. Dengan memuji setiap kali anak kita tidak melakukan perkara/hal yang negatif.
3. Dengan memaklumi mereka, melalui sikap lembut, sabar dan tenang ketika anak kita melakukan kekeliruan.
- Bagaimana pujian diberikan?
- Berikan perhatian (Attention)
- Berikan Apresiasi
- Berikan kata-kata pujian
- Berikan kata-kata yang memotivasi
- Ucapkan kata terima kasih
- Ucapkan kata maaf ketika kita khilaf
- Sebutkan selalu perkara yang baik yang telah dilakukan anak kita berulang-ulang
- Terapkan rasa kasih sayang
- Berikan hadiah (tak harus terlalu serius)
- Bawa anak-anak kita berjalan-jalan
- Beri kepercayaan anak kita untuk memuji dirinya sendiri melalui kata hati (positif) mereka (Self-rewarding)
- Pengukuhan (reinforcement) secara konsisten akan membentuk karakter/kepribadian individu
- Proses pembentukan karakter (Character Shapping Process) senantiasa dimulai dari langkah-langkah kecil.
- Pahami cara belajar dan gaya belajar yang berbeda-beda pada anak-anak anda.
- Setiap anak itu unik, bukan hanya satu, tetapi majemuk
- Bisa jadi mereka cerdas di Gambar/Spasial, Interpersonal, Keestetikal, Verbal-Bahasa, Intrapersonal, Musikal, Natural, Matematika dan Spiritual.
RESIKO
- Tertawa berarti menghadapi resiko tampak bodoh.
- Menangis berarti menghadapi resiko tampak cengeng.
- Mengulurkan tangan kepada orang lain berarti menghadapi resiko terlibat dengannya.
- Mengungkapkan perasaan berarti menghadapi resiko menunjukan diri anda yang sebenarnya.
- Mengemukakan gagasan-gagasan dari mimpi-mimpi anda di depan orang banyak berarti menghadapi resiko kehilangan gagasan dari impian itu.
- Mencintai berarti menghadapi resiko dibalas dengan penolakan.
- Hidup berarti menghadapi resiko mati.
- Berharap berarti menghadapi resiko kecewa.
- Berusaha berarti menghadapi resiko gagal.
Namun, resiko harus diambil sebab bahaya terbesar dalam hidup adalah tidak menghadapi resiko apapun, orang yang tidak melakukan apa-apa, tak punya apa-apa dan bukan apa-apa. Dia mungkin menghindari penderitaan dan kesedihan, tetapi dia sama sekali tidak bisa belajar, merasakan, berubah, berkembang, mencintai dan hidup. Terbelenggu oleh keyakinannya sendiri, dia justru menjadi budak; dia telah kehilangan kebebasannya. Hanya orang yang mau mengfhadapi resikolah yang bebas.
Referensi:
- Prashnig, Barbara, The Power of Learning Styles, Kaifa, Bandung, 2007.
- Faktor Multiple Intelligence Tentukan Keberhasilan Anak, Pikiran Rakyat, 24 Februari 2005.
- Rakhmat, Jalalludin, SQ for Kids, Mizan, Bandung, 2007.
- O Donn Chadha, Reamon, The Confident Child, Nirmala, Jakarta, 2004
- Al Mahdi, Muhammad, Kepribadian Cemerlang, Saba Islamic Media, Malaysia, 2004.
- Megawangi, Ratna, Character Parenting Space, Read, Bandung, 2007.
Wednesday, 22 July 2009
PRINSIP PENDIDIKAN ITU PEMBENTUKAN KARAKTER SEORANG ANAK
Wednesday, July 22, 2009
picupacu KREATIVITAS!
No comments
0 comments:
Post a Comment